Dosen dan Mahasiswa FKIP UPGRIP Telusuri Jejak Sejarah Kepuyangan Sungai Kelekar

Dosen dan Mahasiswa FKIP UPGRIP Telusuri Jejak Sejarah Kepuyangan Sungai Kelekar

Palembang – Humas UPGRIP

Pusat Kajian Sriwijaya Universitas PGRI Palembang terus melakukan berbagai upaya dalam penelitian dan penelusuran berbagai jejak para sejarah di Sumatera Selatan. Dan kali ini Pusat Kajian Sriwijaya Universitas PGRI Palembang melakukan penelusuran jejak sejarah kepuyangan di Ogan Ilir.

Dosen dan mahasiswa FKIP dari Pusat Kajian Sriwijaya UPGRIP mengumpulkan data sejarah berdirinya marga dan dusun Sumatera Selatan antara lain di Ogan Ilir. Keberadaan marga dan dusun tidak dapat dipisahkan dari sungai. Dalam kebudayaan suku-suku di Sumatera Selatan sungai dikenal dengan sebutan: batanghari, ayek, ayik, way, batang.

Sedangkan aliran anak sungai dan mata air dikenal dengan sebutan: harisan, parit, soak, tulung. Sumatera Selatan memiliki banyak sungai besar yang dikenal dengan Batanghari Sembilan, yang merujuk pada sungai Musi, Ogan, Komering, Lematang, Kelingi, Lakitan, Rawas, Rupit, Batanghari Leko.

Pusat Kajian Sriwijaya UPGRIP melakukan kegiatan penyusuran jejak marga dan kepuyangan di sepanjang sungai Batanghari Sembilan, yaitu di sungai Ogan dipimpin oleh Dr. Muhamad Idris, memimpin tim mahasiswa beranggotakan 7 Mahasiswa: M. Jimmy Pratama. Juliyanti, Ratna Dewi, Ridwan, Gema Tahta Anugerah, Arghani Abdul Faqih, Robi Himawan dan didampingi alumni pemerhati sejarah kota Prabumulih Fadillah, S.Pd.

Ketua Pusat Kajian Sriwijaya Dr. Muhamad Idris mengatakan bahwa penelusuran sejarah marga kali ini dengan menelusuri sejarah sungai Kelekar yang merupakan anak sungai Ogan. Sungai Sungai Kelekar mengalir melewati wilayah administrasi kabupaten Ogan Ilir, kota Prabumulih dan berhulu di Kabupaten Muara Enim.

“Survei sejarah lapangan memilih sungai Kelekar karena di sepanjang alirannya ditemukan beberapa tempat bernilai sejarah seperti: Inderalaya dan Gunung Ibul,” ujarnya.

Ia menjelaskan, bahwa sungai Kelekar menyimpan data sejarah dan arkeologi dari periode klasik Hindu-Buddha, klasik Islam dan masa kolonial. Di Hulu sungai Kelekar tepatnya di situs Gunung Ibul menyimpan jejak sejarah penaklukan Majapahit atas Uluan Palembang pada abad 13 Masehi.

Gunung Ibul merupakan puncak tertinggi di kota Prabumulih yang diatasnya terdapat makam-makam yang dikeramatkan oleh masyarakat Prabumulih. Di sepanjang sungai Kelekar ditemukan cerita rakyat tentang tokoh Riya/Rya/Riye, gelar ini umum gunakan pada masa klasik Hindu-Buddha di Jawa dan di Sumatera Selatan.

Gelar ini umum dikenakan oleh pejabat setingkat bupati di kawasan Nagari Mancanagara/Nagari Sabrang pada sistem kosmologi politik klasik Hindu-Buddha abad 10-15 Masehi di Nusantara. Penggunaan gelar ini dapat mengindikasikan bahwa wilayah Sumatera Selatan pada periode tersebut merupakan bagian dari sistem politik klasik dalam kosmologi politik kerajaan klasik Hindu-Buddha

“Survey lapangan ini juga dilakukan di Sindur dan Cambai kota Prabumulih, Juliyanti dan Ratna Dewi mahasiwa anggota tim survey dalam kesempatan ini menyatakan bahwa kegiatan survey lapangan yang mereka lakukan beserta tim mampu membuka cakrawala kesejarahan masa klasik Hindu-Buddha dan klasik Islam di Sumatera Selatan,” terangnya.

Menurut mereka Sumatera Selatan sangat kaya sejarah lokal dan belum banyak diangkat kepermukaan. Sejarah Sumsel perlu terus dikaji dan disajikan ke masyarakat luas untuk melawan lupa pungkas merek

Kalender

February 2024
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
26272829  

Kategori Post