Dorong Mahasiswa Kuasai Teknologi Geospasial, UPGRIP Gandeng Perusahaan Berkaliber Internasional

Dorong Mahasiswa Kuasai Teknologi Geospasial, UPGRIP Gandeng Perusahaan Berkaliber Internasional

Palembang – Humas UPGRIP

Universitas PGRI Palembang sebagai salah satu Perguruan Tinggi bergengsi di Palembang terus berkomitmen menciptakan lulusan yang unggul, berkualitas dan berakhlak mulia. Bahkan, komitmen tersebut dilakukan melakukan berbagai terobosan.

Kali ini, Kampus dengan Tagline Melaju Dengan Mutu ini menggandeng PT Esri (Environmental Research Institute) Indonesia. Sebuah perusahaan penyedia solusi geospasial berkaliber Internasional yang berkantor di Kota Redlands, California.

Turut hadir Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Budi utomo, S,Pd., M.Sc., Kepala Laboratorium Pendidikan Geografi Nuranisa, M.Pd., para dosen Pendidikan Geografi Eni heldayani, S.Si., M.Sc., Maharani Kktavia, M.Sc., Mega Kusuma Putri, M.Pd., Laili Rosita, M.Pd., Mirna Taufik, S.Pd., M.Sc. Solution Engineer Esri Dika Ahmad Rojikin, Ruang UPT Business and Science Center, Jumat (15/12/23)

Pendidikan Geografi UPGRIP menjadi bagian dalam program ESRI yang bertajuk “ ESRI Indonesia Freedom to Learn : GIS for Everyone (Merdeka Belajar ESRI Indonesia : GIS untuk semua), dimana program tersebut ditujukan untuk membantu memfasilitasi kebutuhan perguruan tinggi dalam merealisasikan program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Pemerintah.

Dalam kesempatan ini Dika Ahmad Rojikin sebagai Solution Engineer Esri, menyampaikan bahwa kebutuhan perguruan tinggi untuk pembelajaran spasial saat ini sangat relevan terutama pendidikan geografi sebagai salah satu program studi yang bercirikan lulusannya penguasaan teknologi geospasial.

Produk utama PT Eesri adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan alat efektif untuk menganalisis, memvisualisasikan, dan menyampaikan informasi spasial. Meskipun sering digunakan dalam berbagai bidang seperti ilmu lingkungan, perencanaan kota, kesehatan masyarakat, dan bisnis, pertanyaannya adalah bagaimana SIG dapat diterapkan dalam pendidikan dan pembelajaran.

“GIS dapat digunakan untuk mendukung hasil pembelajaran pada berbagai mata pelajaran dan jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. GIS dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir spasial, seperti memahami pola, hubungan, dan proses dalam ruang, serta menerapkannya pada permasalahan dan skenario dunia nyata,” ujarnya.

Dika menambahkan GIS juga dapat mendorong pembelajaran interdisipliner, karena siswa dapat menggunakan data dan analisis spasial untuk mengeksplorasi topik-topik seperti sejarah, geografi, ilmu sosial, matematika, sains, dan seni. Misalnya siswa dapat menggunakan GIS untuk memetakan peristiwa sejarah, membandingkan tren demografi, menghitung jarak dan wilayah, menyelidiki masalah lingkungan, atau membuat ekspresi artistik.

“GIS dalam pendidikan dapat memberikan banyak keuntungan bagi siswa dan guru, seperti meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa, mendorong pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan literasi digital dan keterampilan kewarganegaraan, serta mempersiapkan siswa untuk karir dan peluang masa depan,” urainya.

Dikatakannya, GIS dapat menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan, interaktif, dan aplikatif, karena siswa dapat menggunakan peta, multimedia, dan alat berbasis web untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri. Hal ini juga dapat menantang siswa untuk mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, menafsirkan hasil, dan mengkomunikasikan temuan.

Selain itu, GIS dapat membantu siswa mempelajari cara menggunakan teknologi secara etis dan bertanggung jawab serta cara mengakses, mengevaluasi, dan berbagi informasi di era digital. Selain itu, GIS dapat memperkenalkan siswa pada berbagai bidang yang menggunakan data dan analisis spasial seperti teknik atau kesehatan. Pada akhirnya, hal ini dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi, kreativitas, dan inovasi yang penting di abad ke-21.

Penggunaan GIS dalam pendidikan memang bermanfaat, namun ada juga tantangan dan hambatan yang perlu diatasi. Hal ini mencakup kurangnya akses dan sumber daya, seperti perangkat keras, perangkat lunak, data, dan akses internet. GIS juga dapat menghabiskan banyak waktu dan bandwidth, sehingga sulit digunakan di beberapa situasi.

Selain itu, GIS bisa jadi rumit dan bersifat teknis, sehingga guru dan siswa mungkin memerlukan pengembangan profesional dan dukungan berkelanjutan untuk mempelajari cara menggunakannya. Selain itu, GIS mungkin tidak sejalan dengan standar kurikulum yang ada atau tidak diakui oleh sistem pendidikan. Terakhir, guru mungkin kesulitan dalam menilai pembelajaran dan kinerja siswa menggunakan GIS.

Sementara itu, Ketua Program Studi Pendidikan geografi Budi Utomo mengatakan penguasaan teknologi geospasial diharapkan lulusan Pendidikan geografi semakin menguasai teknologi yang ini yang saat ini sangat dibutuhkan di dunia Pendidikan.

Khususnya mengajarkan siswa tentang teknologi geospasial, maupun industri yang memanfaatkan geospasial seperti industri perkebunan, pertambangan, lingkungan. Juga pemerintah sangat membutuhkan lulusan yang menguasai bidang geospasial seperti Bappeda, Bappenas, PU, perdagangan, pariwisata, pertanian, dan BPBD.

“Lulusan Pendidikan geografi yang menguasai teknologi spasial diharapkan akan mampu diserap sebagai guru yang professional menguasai selain pedagogik juga penguasaan teknologi terkini terutama geospasial dan mampu mengajarkan anak didiknya kelak, selain itu juga bisa diserap di dunia industri dan pemerintahan. Pada akhirnya akan menjawab mutu perguruan tinggi khususnya Universitas PGRI Palembang melaju dengan mutu,” pungkasnya.

Kalender

December 2023
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

Kategori Post