Pusat Kajian Sriwijaya UPGRIP Survey Budaya dan Sejarah Desa Gunung Batu OKUT

Pusat Kajian Sriwijaya UPGRIP Survey Budaya dan Sejarah Desa Gunung Batu OKUT

Palembang – Humas UPGRIP

Pusat Kajian Sriwijaya Universitas PGRI Palembang (UPGRIP) kembali melakukan berbagai penelusuran jejak sejarah di Bumi Sumatera Selatan. Kali ini, Pusat Kajian Sriwijaya UPGRIP melakukan survei hubungan sejarah dan kebudayaan Iliran-Uluan dan Uluan-Iliran di Desa Gunung Batu Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Senin (8/7/2024).

Dipimpin oleh Dr. Muhammad Idris, Tim Pusat Kajian Sriwijaya UPGRIP menurunkan dosen dan mahasiswa peminat sejarah dan kebudayaan menelisik tempat dan obyek yang diperkirakan benda cagar budaya yang menyimpan informasi hubungan sejarah dan kebudayaan Iliran-Uluan, Uluan-Iliran di Desa Gunung Batu Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa: Richard Saputra, Ridwan, Arghani Abdul Faqih, Jimmy, Fauzan Aziman, Jaka, Juliyanti, Ratna serta Fasha Adliansyah.

“Jadi kegiatan survey lapangan yang dilakukan berkolaborasi dengan warga desa Gunung Batu. Desa Gunung Batu adalah salah satu desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Desa Gunung Batu dihuni oleh penduduk mayoritas dari Suku Komering dan sebagian kecil berasal dari suku-suku lain di Sumatera Selatan,” ujar Dr. Muhammad Idris, M.Pd.

Ia mengatakan bahwa Desa Gunung Batu memiliki pola permukiman yang cukup teratur. Menurut sumber sejarah lisan hal ini terjadi sebagai akibat dari sebuah bencana kebakaran besar yang menghabiskan hampir seluruh rumah di desa tersebut pada tahun 1930-an. Satu keunikan di desa Gunung Batu bahwa walau berbagai peristiwa sejarah dan bencana terjadi pada masa lalu, namun masyarakat desa Gunung Batu masih mampu menyimpan dan mengawetkan berbagai budaya lokal yang unik dan bernilai tinggi.

Dikatakannya Desa Gunung Batu yang terletak di tepian Sungai Komering memiliki kekayaan sejarah dan budaya. Secara historis penduduk desa Gunung Batu memiliki hubungan kekerabatan dengan warga pesisir Danau Ranau, Lampung, Daya dan Sub Etnis Komering lainnya. Leluhur penduduk desa Gunung Batu bermigrasi menyusuri sungai Komering dengan dipimpin oleh Puhyang Ratu Sabibul. Kekerabatan budaya tersebut terlihat pada bahasa sehari-hari yang digunakan, pakaian adat, budaya gastronomi, sastra tutur dan sebagainya.

“Ada lebih dari 56 desa yang terletak di sepanjang sungai Komering mulai dari Jambu Ilir sampai desa Simpang yang berbudaya dan berbahasa Komering. Bahasa Komering sendiri memiliki hubungan kekerabatan dengan bahasa Daya dan Lampung,” urainya.

Richard Saputra dan Ridwan yang merupakan ketua dan wakil Mapasaba dan anggota tim menambahkan jejak hubungan budaya Iliran-Uluan dan Uluan-Iliran di desa Gunung Batu sangat menarik untuk ditelisik. Batu bata lepasan berukuran besar, diperkirakan dari masa klasik Hindu-Buddha ditemukan di sekitar bangunan makam keramat kepuhyangan Gunung Batu.

Untuk mengakses lokasi penemuan yang terletak di tengah perkebunan pepaya warga dapat diakses dengan kendaraan roda empat dan roda dua melalui jalan raya Palembang-Gunung Jati.

Jejak masa klasik Islam Gunung Batu diuraikan dalam Babad Tanah Jawi dan naskah silsilah raja-raja Palembang, ketika pelarian kelompok-kelompok bangsawan Demak keturunan Raden Fatah, yaitu Aryo Mataram, Ki Gede Ing Suro Tuo, dan Raden Kuning dan keluarganya menghindari konflik berdarah di tanah Jawa. Gunung Batu merupakan salah satu tempat yang didiami untuk menetap sebelum memindahkan pusat kekuasaanya di Palembang. Jejak peristiwa tersebut berupa penamaan gelar dan pembagian permukiman serta makam-makan kuno.

Hasil survey di lapangan tim juga menemukan jejak budaya tenun songket, baju angkinan. Menurut Richard Saputra hal ini menggambarkan bagaimana Gunung Batu ditempatkan dalam lingkar budaya Iliran-Uluan yang erat. Kerajinan ini sampai sekarang masih dapat bertahan dan semakin berperan dalam meningkatkan ekonomi keluarga desa. Gunung Batu juga berkembang menjadi sentra kerajinan di Ogan Komering Ulu Timur.

Dari sumber wawancara didapatkan juga bahwa di Gunung Batu juga bermukim keturunan ulama besar Kyai Muaro Ogan dengan benda-benda budaya peninggalan keluarga ulama tersebut, seperti payung kabayan, porselin, furniture antik dan sebagainya. Data sejarah ini sangat menarik untuk diangkat ke permukaan mengingat minimnya informasi sejarah kelokalan di Ogan Komering Ulu Timur dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar siswa.

“Perlu penelitian dan pengumpulan data lanjutan tentang sejarah suku Komering di OKU Timur dan OKU Selatan mengingat keterkaitan suku Komering dengan sejarah Sriwijaya yang erat sebagaimana temuan struktur stupa dan batu bata dari era klasik Hindu Buddha di Desa Nikan,” pungkas Richard Saputra.

Kalender

July 2024
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Kategori Post

slot gacorslot demoslot gacor 2024joker768togelmarket1togelmarket1togelmarket1slot gopayslot deposit pulsasabung ayam online